Friday, April 22, 2016

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA


TITRASI KADAR ASAM ASETIL  SALISILAT DALAM OBAT ASPIRIN MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

 

Nama:
1. Maggie (31)
2. Maverick (33)
3. Nivo Patricia (34)

Kelas 11 IPA 2
SMA Xaverius 1 Jambi
April, 2016


KATA PENGANTAR 


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan yang diberikan oleh Bu Elizabeth Tjahjadarmawan dengan baik dan benar.
Dengan selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada para peneliti. Untuk itu para peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata pelajaran Kimia, yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian dengan baik, untuk semua tim praktikum yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan praktikum ini, dan kepada seluruh pihak yang ikut serta membantu saat praktikum ini berlangsung hingga selesai.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan para peneliti selanjutnya.
                                                                                                 Jumat, 22 April 2016
 ( Sumber : Maggie)
TUJUAN 
 Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar asam asetil salisilat dalam tablet aspirin dengan metode titrasi asam basa.

(Sumber : Maverick)
MANFAAT

Melalui praktikum penelitian ini, diperoleh massa dan kadar asam asetil salisilat dalam obat aspilet ( aspirin ) dengan menggunakan metode titrasi asam basa. Massa dan kadar asam asetil salisilat yang diperoleh melalui praktikum kemudian akan dibandingkan dengan massa dan kadar yang tertera pada kemasan obat.
(Sumber : Maverick) 
TEORI DASAR
Asam asetilsalisilat (asetosal) yang biasa dikenal dengan aspirin adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Salisin , sebagai salah satu beta-glikosida dari asam salisilat, yang dapat ditemukan pada daun dan kulit kayu dari pohon willow ( genus Salix ) telah digunakan untuk penanganan herbalik selama berabad-abad kurang lebih 2400 tahun. Dalam penggunaan pada organisme hidup, salisin diubah menajdi asal salisilat untuk meredakan pembengkakan dan menurunkan demam.
Asam salisilat kurang cocok di gunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat yang memiliki rasa tidak enak dan dapat menyebabkan iritasi pada organ lambung. Hal ini terlewati karena asam asetil salisilat yang dikenal dengan nama “Aspirin”  yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman,  Bayer pada tahun 1899. Nama Aspirin berasal dari “ Acetylated Spiraeic Acid” yang merupakan nama lama dari asam Salisilat. Aspirin adalah ester dari asam salisilat yang melewati lambung tanpa adanya perubahan sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
Aspirin bekerja menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh, zat ini sangatlah berpengaruh dalam memberikan sensasi pereda rasa sakit dan pembengkan. aspirin patut dikonsumsi dalam dosis yang rendah agar dapat terhindar dari terjadinya stroke pada orang- orang yang memiliki tekanan darah tinggi. aspirin dapat menyebabkan nyeri pada perut dan alergi pada anak-anak yang berpotensi menyebabkan syndrom Reye. konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M persamaan reaksi kimia sebagai berikut:

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa aspirin adalah obat analgesik pereda nyeri. Aspirin mengandung asam asetil salisilat yang merupakan sam monoprotik. Aspirin dapat disintesiskan dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat menurut reaksi berikut ini:
 Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan titrasi dengan larutan NaOH 0.1025 M dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut:

Titik ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan menjadi warna pink muda dan hijau muda dengan menggunakan indikator PP dan indikator BTB yang konstan selama 1 menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengkibatkan terjadi reaksi sebagai berikut ini:

( Sumber : Maggie)
ALAT DAN BAHAN

Alat :
·         Gelas plastic 5 buah
·         Sendok plastic 3 buah
·         Lumpang Porselin
·         Gelas Ukur
·         Air mineral 600ml (1 botol)
·         Kain lap
·         erlenmeyer
·         etanol 95 %
·         tissue
·         Kertas
·         Timbangan (Alat Digital Analitic Balance)
·         Label
·         Burret
·         Larutan NaOH 0.1025 M
·         Indicator PP
·         Indicator BTB
·         Hot plate

(Sumber : Nivo)




METODE 
1. Ambil 1 butir tablet aspirin lalu di timbang dengan alat.


2. setelah diperoleh hasil timbangannya, masukkan tablet aspirin yang akan dianalisa kedalam lumping porselin, kemudian dihaluskan.


3. lalu dengan teliti dan hati hati jangan sampai ada yang tumpah, kemudian masukan kedalam Erlemeyer 250 ml tanpa mengurangi massa aspirin.

4. Cucilah lumpang porselin dengan 25 ml etannol 25% sampai bersih dan masukan larutan ke dalam Erlemeyer.

5. Kocoklah Erlenmeyer lalu dipanaskan diatas hotplate selama 5 menit sampai mendidih.


6. tambahkan air sebanyak 5 ml kedalam erlenmeyer






7. Tuangkan 5 ml larutan campuran yang berada di Erlemeyer langkah 6 ke dalam Erlemeyer yang lainnya.

8. 
    Percobaan pertama:

      Masukkan beberapa tetesan BTB kedalam Erlemeyer langkah 7. (sebanyak 2 tetes) 
   kemudian tritasi dengan larutan NaOH 0,1 M per tetes, hitung dan catat banyak tetesnya hingga warna menjadi hijau muda.



Hingga seperti ini:


Percobaan kedua:

     Tambah 1 tetes PP kemudian titrasi dengan larutanNaOH 0,1M per tetes, hitung banyak tetesnya hingga warna menjadi merah jambu yang paling muda.

hingga warnanya menjadi seperti ini :


 (Sumber : Maggie dan Nivo)


 (Sumber: Maggie)
 HASIL PRAKTIKUM
 (Sumber : Maggie)
PERHITUNGAN
      Dari hasil praktikum yang didapatkan , dilakukan kalkulasi sebagai berikut untuk menentukan kadar asam asetil salisilat dalam 1 tablet : 
     
Percobaan dengan indikator biru bromtimol (BTB)
vol NaOH rata- rata : 103 full drop x 0,05 ml/ full drop = 5,15 ml



Fakta dari hasil praktikum diperoleh massa asam asetil dalam 0,65 g tablet aspirin yaitu:
x = 3,167525 x 10-3 mol  x  Mr= 180,157 g/ mol
   = 0,570651801 g asam asetil salisilat

Berikut persentase kadar asam asetil salisilat per tablet:

   = 0,570651801 g : 0,65 g x 100%
   = 87,7925847 %
   = 87,79%

     Berdasarkan hasil perhitungan diatas, di dapat perbedaan antara massa asam asetil salisilat pada label obat yaitu sebesar 0,5 g dengan fakta yang terlah diperoleh. persentase kadar asam asetil yang seharusnya sesuai dengan yang tertera pada label adalah sebesar:

   = 0,5 g : 0,65 g x 100%
   = 76,92 %

Dibawah ini akan ditampilkan persentase hasil/ yield yaitu sebagai berikut:

% yield = actual yield : theoretical yield x 100%
% yield =  87,79 % : 76,92 % x 100%
            = 114,1315653 %
            = 114, 13 %

Percobaan dengan indikator Fenolftalein (PP)

 vol NaOH rata- rata : 90 full drop x 0,05 ml/ full drop = 4,5 ml
Fakta dari hasil praktikum diperoleh massa asam asetil dalam 0,65 g tablet aspirin yaitu: 
x = 2,7675 x 10-3 mol x 180,157 g/mol
   = 0,498584497 g asam asetil salisilat
Berikut persentase kadar asam asetil salisilat per tablet:
=0,498584497 g : 0,65 g x 100%
= 76,70530723%
= 76,70%
     Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, adanya perbedaan antara massa asam asetil salisilat pada label obat yaitu sebesar 0,5 g dengan fakta yang terlah diperoleh. persentase kadar asam asetil yang seharusnya sesuai dengan yang tertera pada label yaitu sebesar:
= 0,5 g : 0,65 g x 100%
= 76,92 %
Dibawah ini akan ditampilkan persentase hasil/ yield yaitu sebagai berikut:
%yield = actual yield : theoretical yield x 100%
            = 76,70 % : 76,92 % x 100%
            = 99,71398856 %
            = 99,71 %
( Sumber : Maggie)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspirin atau asalm asetilsalisilat (C7H6O3) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Asam salisilat dapat mengakibatkan iritasi lambung oleh karena reaksi yang terjadi dengan asam lambung. Asam asetil salisilat menghadirkan solusi dengan tidak bereaksi dengan asam lambung, tetapi melewati lambung dan bereaksi di usus sehingga iritasi lambung dapat terhindar.

Dari uji coba titrasi ditemukan fakta bahwa kandungan asam asetil salisilat pada obat tersebut tidak 100% melainkan adanya filling agent lain yang membantu pembentukan padat tablet. tidak sepenuhnya 100% dan terdapat beberapa % lainnya yang mengandung zat lain. Seperti yang telah didapat dalam Bayer Aspirin acetyl salicylic acid 500 mg ini terkandung asam asetil salisilat dalam satu tablet 650 mg. Air ditambahkan ke asam asetil salisilat ini selama pembuatan tablet baik sebagai pengikat zat maupun sebagai filler.  Binding agent (agen pengikat) membantu mempertahankan bentuk tablet. Filler (pengencer) membantu membentuk tablet agar sesuai dengan ukurannya. Sebagian lubricant ditambahkan selama pencampuran pembuatan aspirin, sisanya ditambahkan setelah tablet di kompresi.
(Sumber : Nivo)

KESIMPULAN



Melalui penelitian titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1 M, peneliti menggunakan 1 tablet aspirin dengan massa 0,65 g dan di dapat perbedaan persentase asam asetil salisilat 76,70 % yaitu persentase faktaSementara pada label kemasan obat aspirin, tertera kadar asam asetil salisilat sejumlah 0.5 g sehingga menghasilkan persentase 76,92 % yaitu persentase teori

(Sumber : Maggie) 
SARAN
1. Dalam menentukan titik ekuivalen perlu dilihat penentuan warna yang dilakukan diatas tissue atau kertas  putih agar dapat melihat perubahan warna yang telah terjadi dengan baik.
2. Takaran bahan hendaknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga ketepatan hasil.
3. Larutan dikocok dengan berlawanan arah jarum jam, saat titrasi dilakukan, larutan dikocok setelah setiap tetes titran diberikan.
4. Dalam pelaksanaan tritasi hendaknya jangan terburu- buru.
5. Kalkulasi yang dilakukan harus lakukan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan perhitungan.
(Sumber : Maverick) 
 KATA PENUTUP
 
Kami semua selaku penulis dan peneliti mengucapkan terimakasih sabanyak banyaknya kepada guru pembimbing Kimia kami, Bu Elizabeth Tjahjahdarmawan dan kepada teman- teman yang telah membatu dalam menyelesaikan laporan ini. Dengan laporan ini kami berharap agar para pembaca mendapat pengetahuan baru dan berguna bagi peneliti- peneliti sellanjutnya, terima kasih.   
   
                                                                                                                  Jambi, 25 April 2016 
(Sumber : Maverick)

 DAFTAR PUSTAKA
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of ChemistryTjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
(Sumber : Maggie)




Kontributor

Guru pembimbing


Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si. ,M.Pd




Desain Blog
Maggie

Penulis
Group










  
 
 
 
 
 





  





Wednesday, April 6, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM UJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI KULIT MANGGIS

LAPORAN PRAKTIKUM UJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI KULIT MANGGIS

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN
   WARNA  DARI INDIKATOR
     ALAMI KULIT MANGGIS

 
        

Nama:
1. Maggie (31)
2. Marverick (33)
3. Nivo Patricia (34)

Kelas 11 IPA 2 
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Maret 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas menentukan trayek warna dan pH indicator alami dari ekstrak kulit Manggis yang diberi kepercayaan oleh Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru pembimbing Kimia kami.
 Dengan selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada para peneliti. Untuk itu para peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Bu Elizabeth Tjahjadarmawan selaku guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata pelajaran Kimia, yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian dengan baik.
Semua tim praktikum yang telah ikut membantu dan berjuang bersama- sama dalam menyelesaikan praktikum ini sebagaimana mestinya.
Seluruh pihak yang ikut serta membantu saat praktikum ini berlangsung hingga selesai.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi setiap orang dan peneliti selanjutnya.
                                                                                                        Jambi, 3 April 2016



TUJUAN
                    Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna indikator alami kulit manggis pada larutan uji asam, netral, dan basa.

MANFAAT


Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing-masing.

TEORI SINGKAT

Indikator adalah asam lemah yang terdisosiasi dalam air menurut reaksi:                                         
Jika indicator bereaksi dengan zat/larutan yang bersifat asam (mengandung H+) maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kiri yang disebut HIn sehingga dapat di lihat pada tampilan warna 1. Beda lagi halnya jika indicator bereaksi dengan zat/ larutan yang bersifat basa (mengandung OH-) maka kesetimbangan reaksi akan bergeser kea rah kanan yaitu In- sehingga dapat di lihat pada tampilan gambar pada warna 2. Jika pada zat/ larutan yang bersifat netral, indicator yang bereaksi pada zat/ larutan ini kesetimbangan reaksinya tidak bergeser dan tidak mengalami perubahan warna.  

METODE
Alat dan Bahan:

§  Ekstrak buah manggis (100gr)

§  Air (250ml)

§  Gelas mineral (10buah)

§  Sendok teh (10 buah)

§  pH meter
§ Tissue

§ etanol 70%
§ Label nama
§  Larutan uji masing-masing 3 sdm :
 §  HCl
 §  CH3COOH
 §  NaCl
 §  Al2(SO3)4
 §  Air hujan
 §  Indikator
 §  Air mineral
 §  Air deterjen
 §  Na2CO3
 §  NaOH

Kulit Manggis :
>>>



CARA KERJA
              
                    
















HASIL PENGAMATAN 
Foto larutan uji dengan indicator:

Tabel trayek warna dan pH :









PERHITUNGAN NILAI INDIKATOR :

Nilai Ka indikator dapat dihitung dengan rumus:
Dari persamaan di atas dilakukan kalkulasi sebagai berikut :
Nilai dari HIn, In-, dan H+ akan dicari yaitu dengan cara
1. HIn = antilog (- ( nilai pH asam atas - nilai pH asam bawah ))
           = antilog (- (4,5- 2,0))
           = antilog (- 2,5)
           = 0,003162277
           = 3,162277 x 10-3

2. In-  = antilog (- ( nilai pH basa atas - nilai pH basa bawah ))
          = antilog ( - ( 14,8 - 12,1 ))
          = antilog (- 2,7 )
          = 0,001995262
          = 1,995262 x 10-3

3. H+ = antilog (-nilai pH indicator)
          = antilog (- 6,2 )
          = 0,00000065
          = 6,3 x 10-7

 Berdasarkan variabel yang telah terpenuhi :
6,3 x 10-7                  = ka . 3,162277 x 10-3  : 1,995262 x 10-3 
12,5701506 x 10-10  = 3,162277 x 10-3 ka
  ka                            = 3,975031473 x 10-7

jadi nilai Ka yang didapat adalah 3,975031473 x 10-7


DISKUSI DAN PEMBAHASAN
   Indikator buah manggis ternyata sesuai digunakan pada larutan basa. Hal ini berdasarkan trayek pH yang diperoleh dari hasil ekperimen karena selisih pH antara netral ke basa.
     Indikator alami ekstra buah manggis dapat digunakan sebagai indikator yang dapat merubah warna sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk suatu larutan bersifat basa ataupun asam. Selain itu sifat buah manggis yang mengandung zat antioksidan terutama xanthone, tanin, asam fenolat maupun antosianin yang dapat menetralkan asam, sehingga buah manggis dapat menjadi salah satu indikator alami yang banyak digunakan.
     Nilai Ka indikator 3,975031473 x 10-7, menunjukkan bahwa indikator ektra buah manggis merupakan asam lemah.



KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kesimpulan praktikum maka dapat disimpulkan :
1.      Trayek indikator alami dari ekstra buah manggis. Menunjukkan perubahan
warna: COKLAT MUDA - COKLAT TUA
2.         -Daerah di bawah pH adalah daerah asam: 2.0
            - Daerah diatas pH adalah daerah basa : 14.8
3.         Ka yang diperoleh (metode pendekatan) = 3,975031473 x 10-7

                                     
SARAN
1. Trayek warna diamati secara teliti untuk menmenentukan yang mana yang asam, basa maupun netral
2. Dalam melakukan kegiatan pengukuran pH larutan menggunakan pH meter sebaiknya diukur sebaik- baiknya dan tidak terburu- buru sampai ukuran stabil / tidak berubah.
3. Menghitung nilai Ka sebaiknya dilakukan dengan ketelitian tinggi sehingga bisa menghasilkan nilai yang benar dan tepat.
4. Kegiatan praktikum sebaiknya dilakukan dengan cepat agar terhindar dari zat- zat dapat  terkontaminasi asam basa yang ada di udara bebas .


KATA PENUTUP

   Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing kami bu Elizabeth Tjahjahdarmawan, dan kepada teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini. Dengan laporan ini kami berharap agar para pembaca mendapat pengetahuan baru dan berguna bagi peneliti- peneliti sellanjutnya, terima kasih.          
                                                                                                       Jambi, 6 April 2016



                                                                                             

Tjahjadarmawan , Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
            Komarudi, Omang. 2014. Solusi Smart Kimia SMA. Citra Media
Sarosa, Wirawan J 2010. Super Kimia SMA. Wahyu Media
                      
Kontributor :
                   Guru Pembimbing: Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si. ,M.Pd

             Pembuat dan design blog : Maggie
             Penulisan laporan: Maggie, Nivo Patricia
             Kameramen dan pengedit : Maggie